Jumat, 30 Agustus 2013

4 Ingin Mendengar Suara Kamu

Rabu, 10 November 2010 00:01

Sayangku...aku masih menunggu telepon sebelum tidur kamu? Ada apa tidak menelepon lagi? Sudah tidurkah kamu?

Sayang, maafkan aku ya. Aku kacau banget beberapa hari ini.


Aku masih begitu cemburu. Sudah tahu kamu lagi bersedih dan sakit hati seperti yang aku rasakan, aku malah mengajukan hal-hal aneh. Sinting! Aku benar-benar bodoh sekali. Sayang, maafkan aku. AKu tak bermaksud menyakiti hatimu. Aku ingin bisa berada di saat kamu memiliki dunia mu sendiri yang aku tidak tahu itu. Semalaman aku masih saja gemetaran tercekat dengan gambaran kebodohanmu itu. ~ Hal itu lah yang membuat aku meminta hal sinting itu. Maaf sayang. Itu egoisme aku saja. Aku lagi-lagi tidak peka dengan keadaan kamu. Sayang, maaf...yah.

Setelah sedikit percakapan yang membuat kamu marah itu...aku malah jadi marah. Marah, dan kalut saat kamu katakan bahwa perjuangan kamu untuk aku sekarang ini adalah tidak membuat aku pusing lagi atau sedih dengan meninggalkan aku. Aku marah!
....
"Telah habis kata terangkai ..untuk membuatmu...kembali mengingat semua. apapun janjimu...Aku mohon dengan sangat kepadamu...
Waktu bersama dengan mu...tak sebanding dengan hancur hatiku begitu membekas di hidupku...
AKu mohon dengan sangat kepadamu...kembalilah...Wahai sayangku...
Hanya itu yang membuat aku tenang...
Kembalilah kembali kepadaku
Aku takkan pernah bisa hidup....
Tanpamu..."
(D'Massiv)
.......
.......

Kamu tahu bukan aku secara jujur berkata bahwa aku begitu kacau! Aku kacau! Bodohnya aku adalah malah bermaksud melibatkan banyak orang. Termasuk Bapak kamu.

Sayang, aku kacau. Aku berpikir pendek bila aku bisa bicara dengan Bapak kamu, maka aku bisa dapat kepercayaan diri dan kekuatan baru. Aku hanya ingin curhat.

Sayang, kamu benar. Seharusnya aku membicarakan hal ini bersama. Aku malu sendiri. Kemarin-kemarin aku yang katakan agar kamu bisa bicarakan dengan aku hal-hal yang sulit untuk dibicarakan. Aku malah melakukan suatu perbuatan yang kamu tidak tahu..~-~ aku kacau! aku malah bisa mengacaukan kekacauan ini lebih kacau dengan melibatkan orang tua mu....

Aduh, sayangku....tanpa mu...aku kacau. Apa sebutan kamu padaku? Bodoh Asimtot ya? atau Bodoh asimtot kuadrat? atau si Ble-e dari kampung setu?

Sayang, maaf kan aku. aku harus tetap belajar dari kamu. dampingi aku dengan tulus yah. Oh iya, benarkah perubahan pada diriku ini sama seperti dulu kamu bilang bahwa kamu kehilangan jati diri kamu sebenarnya?

Rasanya memang ada yang berubah dari diri-diri kita selama ini. Karakter diri sebelum kita bersama, jati diri sebelum kita bertemu telah begitu berbeda dan jauh dari jiwa kita bukan? Apakah ini artinya?

Bila aku berpikir negatif ... rasanya kita ingin kembali ke jati diri kita sebelumnya.
BIla aku pikir positif... aku rasa mulai banyak persatuan karakter diantara kita...
tapi saat ini kita masih belum bisa mengelola karakter bersama ini. AKu masih sensitif, annoying tapi dengan rasa untuk melindungi kamu...memanjakanmu sayang.
Kamu masih tetap keras kepala, egois ...tapi dengan rasa untuk bersandar dan bermanja-manja denganku...(aku harap lebih banyak lagi, sayang)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Sayang, aku kacau ... entah sampai kapan. Namun ada kamu yang berusaha menghibur dan membesarkan hatiku itu sudah cukup untuk menyegarkanku kembali. Aku akan mengikuti cara dan saranmu. Aku harus beraktivitas seperti dulu aku hidup, bergerak, mengalir dalam dinamika seorang imraan. BIla perlu bergaul dengan teman-teman baru.

Apakah ibnu, adit, akbar cukup? ya, aku harus menggauli mereka (lho!).
Sayangku...ternyata yang lagi kacau gak hanya aku, tapi juga akbar dan yang aku baru tahu kemudian si Ibnu.

Aku katakan bahwa aku lagi kacau. Aku kangen kumpul dengan mereka. Aku butuh semangat kampus lagi...dan Ibnu mengiyakan hal yang sama, Hun.
-----------------------------------------------------
ah.... dini hari ...waktunya tidur.......menunggu kebiasaan telepon kamu yang ternyata malam ini tidak ada. Hun-hun...HUn-hun....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar